Harapan Kami

Blog ini berawal dari kegelisahan terhadap rendahnya kualitas penalaran mahasiswa serta lemahnya pengetahuan tentang metodologi penelitian, bahkan hingga di saat terakhir kuliah, yaitu penulisan tugas akhir seperti skripsi atau tesis. Parahnya lagi, bahkan untuk mengoperasikan program-program bantu, seperti SPSS, saja harus diserahkan kepada orang lain (yang mungkin tingkat pendidikannya jauh di bawah).

Dalam blog ini akan dituliskan: (1) dari hal-hal yang sederhana, seperti kasus-kasus lucu nyata yang terdapat dalam karya tulis; (2) aspek-aspek praktis dalam penelitian, seperti cara pengoperasian program-program bantu; (3) hingga ke aspek filosofis dari metodologi penelitian.

Diharapkan, setelah membaca tulisan-tulisan dalam blog ini:
1. Akan bisa dengan jernih memahami jalan pikiran atau jalan cerita, yang ada dalam langkah-langkah penelitian ilmiah. Selain itu, akan sangat memudahkan dalam berkomunikasi secara intensif di masyarakat, masyarakat yang ilmiah tentu saja, karena bisa dengan mudah memahami laporan temuan penelitian orang lain, dan juga mampu menyampaikan hasil temuannya sendiri secara sistematis, dalam wujud detail serta format penulisannya.
2. Tidak akan mudah disesatkan dalam hutan klaim, karena mampu menguraikan argumen-argumen atas sebuah klaim ke dalam point-point dari sebuah kesimpulan ilmiah. Dengan kata lain, mampu menguji atau mengurai/mencincang lebih lanjut, apakah sebuah klaim tertentu sudah melewati, paling tidak proses pemikiran ontologis serta epistemologis; syukur-syukur sekalian aspek aksiologinya.
3. Kampus, sebagai institusi yang telah mewadahi para muda, terbantu dimudahkan untuk menyelesaikan tanggung jawabnya untuk mencerdaskan. Karena segala mata kuliah secara umum, khususnya mata kuliah metodologi penelitian, bisa menjadi semacam ring “debate club” yang efektif dan efisien, bagi para mahasiswa untuk mengasah kemampuan berlogika induktif maupun berlogika deduktif, kemampuan untuk merasionalisasi klaim serta mencarikan dukungan empiris yang tangguh, kemampuan untuk menyusun penalaran yang sahih serta mengenali/melepaskan diri dari sesat pikir.
4. Kampus, menjadi punya akses mengundang Socrates, Plato, Aristoteles, dan cs-nya untuk hadir mengisi acara studium generale pasca OPSPEK. Mereka akan dengan suka cita datang turun menumpang arak-arakan awan-awan di langit, bersalaman dengan para mahasiswa semester 1.
5. Perkuliahan menjadi acara yang dinanti-nanti, setara dugem, oleh mahasiswa. Dosen keji menjadi serasa orang tua yang menyayangi serta imut, di mata mahasiswa. Tugas akhir seperti skripsi, menjadi kesempatan show off busung dada memparadekan pencapaian aufklarung. Wisuda adalah kegiatan yang membanggakan semua pihak yang tidak sirik. Kampus menjadi rela lega menendang mereka keluar, karena masa depan pasca studi serasa lebih mudah untuk ditaklukkan.

Menulis sebuah penelitian itu tidak seram kok. Yang selama ini terlihat seram tersebut bukan berasal dari metodologi penelitian itu sendiri, namun berasal dari cara penyampaiannya yang kaku, tidak kreatif, Nazisme, tidak berusaha melihat dari sudut pandang serta latar belakang pembaca, serta kurang bersemangat “memudahkan” pembacanya.

Penulisan sebuah karya ilmiah yang argumentatif seharusnya menyenangkan. Bisa dijadikan ajang canda saling menguji ketajaman penguasaan ilmu logika. Sambil menyadari di atas langit masih ada langit yang lain, dan setiap orang masih memiliki keterbatasan pencapaian di satu waktu (alias di bawah kolong masih ada kolong yang lain).

Salam